Mengenal Tsukimi atau Festival Cahaya Bulan

Jika kita berada di Jepang tepat pada musim gugur atau dikenal dengan nama Aki 秋 dalam bahasa Jepang, maka kita pasti tidak akan melewatkan acara melihat bulan atau festival tsukimi 月見 yang merupakan perayaan pertama yang diselenggarakan di setiap musim gugur.

Festival Tsukimi

Festival Tsukimi

Kata "Tsukimi" merupakan gabungan dari 2 kata dalam bahasa Jepang, yaitu "Tsuki" atau "月" yang berarti bulan, dan "mi" atau "見" yang berarti melihat atau memandangi, maka jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, kata tsukimi dapat diartikan "memandangi bulan".

Ya, festival tsukimi memang merupakan perayaan atau acara menikmati cahaya bulan, di malam dimana cahaya bulan dipercaya paling bersinar atau terang dibanding malam malam lainnya, dan umumnya dilakukan pada hari atau tanggal ke 13 di bulan September atau Oktober

Pada hari perayaan tsukimi tersebut, masyarakat Jepang akan melakukan penghormatan atau lebih tepatnya menikmati cahaya bulan bersama-sama sebagai bentuk mensyukuri akan datangnya musim panen.

Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari perayaan tsukimi adalah dihidangkannya tsukimi dango atau sejenis pangsit beras putih dan sake, serta disediakannya altar atau tempat pemujaan yang dihiasi dengan bunga khas musim gugur dan sejenis rumput Jepang yang dikenal dengan nama "susuki"

Pada malam perayaan tsukimi tersebut, dimana bulan purnama muncul, masyarakat Jepang akan berkumpul di sebuah tempat yang luas, dimana bulan dapat terlihat dengan jelas.

Mereka menikmati hidangan yang disediakan sambil berdoa mengharapkan hasil panen yang terbaik.

Namun, tidak setiap perayaan tsukimi berlangsung dengan sempurna, ada kalanya bulan tidak muncul atau tidak terlihat secara sempurna.

Jika hal tersebut terjadi, orang Jepang menyebutnya dengan istilah Mugetsu 無 月 yang berarti "tidak ada bulan" atau Ugetsu 雨 月 yang berarti "hujan bulan"
Previous
Next Post »